Keluarga Lapor ke Polres Karanganyar
Ibunda Asyam, Sri Handayani dan Keluarga Sangat Menyayangkan Tragedi Penganiayaan yang Dialami Asyam |
Yogyakarta- Pelajarnews.net
Keluarga dari Syaits Asyam (21), salah seorang mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) yang tewas saat mengikuti diksar Mapala di Gunung Lawu, menganggap kematian Syaits Asyam tak wajar.
Untuk terakhir kali, Sri Handayani (47), ibunda Asyits Asyam (21), sempat berkomunikasi dengan putranya di rumah sakit. Dalam kesempatan itu, Handayani bertanya apa dan siapa yang menyebabkan mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) tersebut tergolek tak berdaya.
"Dia (Asyam) cerita kronologinya dan saya catat di kertas. Asyam cerita kalau punggungnya disabeti pakai rotan, lehernya berat karena membawa air terlalu banyak, punggung dipukuli 10 kali, diinjak. Dia bilang sakit," kata Sri kepada wartawan di rumahnya di Kelurahan Caturharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Senin (23/1/2017).
"Anak saya yang gagah ganteng jadi seperti itu, banyak luka-luka di sini (menunjukkan kedua lengannya)," lanjut Handayani. Menurutnya telah terjadi penganiayaan hingga mengakibat putra kebanggannya meninggal.
Paman Asyam, Seno Aji (57), menyampaikan pihak keluarga sangat menyayangkan peristiwa ini. Ditambah lagi hingga saat ini pihak kampus belum menemui keluarga untuk menjelaskan apa yang terjadi saat TGC di lereng Gunung Lawu sehingga Asyam meninggal dunia.
"Jadi sama saja saya dengan Mbak dan Mas (wartawan). Kami hanya tahu dari katanya-katanya. Dan kalau saja ibunya telat datang ke rumah sakit, kita tidak akan tahu apa. Karena Asyam sempat cerita langsung ke ibunya, sebelum dia meninggal," urai Seno.
Paman Asyam yang lain, Lilik Margono (51), juga mempertanyakan tak ada satu pun dari pihak panitia yang menghubungi keluarga saat Asyam dibawa ke rumah sakit. Keluarga justru dapat kabar dari seorang teman Asyam yang tidak mengikuti kegiatan TGC. Oleh sebab itu Sri Handayani bersama suaminya telah melaporkan meninggalnya Asyam yang dianggap tak wajar ini ke Polres Karanganyar. Jenazah Asyam juga telah diautopsi di RSUP Dr Sardjito.
"Saya tidak tahu hasilnya apa, yang tahu ayahnya (Saat ini sudah kembali ke Banjarmasin). Tapi kata ayahnya kepada saya, ada memar di dada kanan, dan paru-parunya terluka. Itu yang membuat Asyam kesulitan bernafas," urai Handayani.(0034-dn-ygy)
0 comments:
Post a Comment